Banyak hal yang bisa kita lakukan dalam waktu tujuh tahun, seperti menyelesaikan bangku sekolah dasar, bahkan masih ada sisa satu tahun atau mungkin menikmati masa kuliah hingga hampir menyentuh batas drop out. Bagi The S.I.G.I.T, tujuh tahun adalah waktu yang diperlukan untuk menyapa para insan musik dengan rilisan terbarunya.
Jika kita perhatikan, jarak antara album pertama The S.I.G.I.T, Visible Idea of Perfection, dengan Detourn juga berjumlah tujuh tahun. Tidak ada yang disengaja dengan rentang waktu yang sama lamanya, hanya kebetulan yang menarik. Rekti pun menyatakan bahwa pertimbangan “Another Day” dirilis saat ini karena timing dan energinya dirasa tepat.
Sejak dirilis 31 Juli 2020, “Another Day” memberi jawaban bahwa The S.I.G.I.T memang band yang layak untuk ditunggu karyanya. Seolah buku harian yang dibacakan kepada penggemarnya bahwa mereka berkembang dari setiap panggung ke panggung lainnya. Hal ini terlihat atau terdengar dari melodinya yang lebih progresif dibandingkan lagu-lagu pada album sebelumnya, Detourn.
Lagu “Another Day” direkam di Elephant Studio oleh Aghan Sudrajat dan Indra Adhikusuma dan di Rebuilt 40124 oleh Richard Mutter. Proses mixing diserahkan ke tangan Indra Adikusuma yang juga melibatkan Rekti. Sementara untuk mastering dipercayakan kepada James Plotkin. Artwork yang digarap oleh Riandy Karuniawan terlihat futuristik dan font nya mengingatkan kita pada style poster film “Clockwork Orange”.
“Another Day” merupakan single pembuka dari proyek album long-play yang sedang dikerjakan. The Sigit mengatakan album selanjutnya tidak ingin membawa mereka ke dalam pengelompokan genre. Di samping versi digital yang sudah meraih 200.000 kali pendengar akumulatif dari berbagai platform digital. Tentu tidaklah lengkap, jika tidak ada versi fisik dari single ini yang rencananya akan dirilis dalam format kaset. Diproduksi secara eksklusif dan dilengkapi dengan merchandise.
Comments